Keindahan Langit
Pada hari itu aku
sedang duduk termenung dan melihat ke langit. Betapa indah ciptaanmu tuhan. Aku
selalu dibuat terkagum-kagum dengan semua ciptaanmu. Betapa indah semua yang
telah kau ciptakan di bumi dan di langit. Aku selalu bersyukur dengan semua
rahmat yang kau berikan.
Tak lama kemuadian
ibuku nemanggil..
“Arif…” (itulah namaku)
“iya bu’… Ada apa?”
“ibu mau minta tolong nak…”
“minta tolong kenapa bu?..
“tolong belikan ibu gula di kios pak hadi nak..”
“oohhh iya bu.. Siap laksanakan..” sambil sedikit bercanda..
“Arif…” (itulah namaku)
“iya bu’… Ada apa?”
“ibu mau minta tolong nak…”
“minta tolong kenapa bu?..
“tolong belikan ibu gula di kios pak hadi nak..”
“oohhh iya bu.. Siap laksanakan..” sambil sedikit bercanda..
Aku pun bergegas
pergi.. Tapi sebelum aku keluar dari pintu rumah.. Ibu kembali memanggil ku..
“Arif.. arif… Tunggu ibu..” Sambil berteriak mengejarku..
“ada apa bu’? Kenapa begitu tergesagesa?”
“ibu mau bilang jangan lama nak.. Soalnya ibu mau pake cepat.”
Dengan sedikit kaget aku menjawab. “aaah.. Ibu kirain ada apa.. Iya ibu saya akan cepat..”
“Arif.. arif… Tunggu ibu..” Sambil berteriak mengejarku..
“ada apa bu’? Kenapa begitu tergesagesa?”
“ibu mau bilang jangan lama nak.. Soalnya ibu mau pake cepat.”
Dengan sedikit kaget aku menjawab. “aaah.. Ibu kirain ada apa.. Iya ibu saya akan cepat..”
Setelah itu aku pun
pergi dengan tergesa gesa.. Dengan sangat cepat aku berlari.. Angin yang
bertiup sedikit dingin membuatku semangat.. Tak lama aku telah sampai di kios
pak hadi..
“assalamuallaikum..”
Dengan sedikit kaget pak hadi berteriak..
“wa.. Walaikumsalam.. Ternyata kamu dan..”
“iyaahh pak.. Saya mau beli gula pak..”
“ooohh.. Tunggu sebentar..”
“assalamuallaikum..”
Dengan sedikit kaget pak hadi berteriak..
“wa.. Walaikumsalam.. Ternyata kamu dan..”
“iyaahh pak.. Saya mau beli gula pak..”
“ooohh.. Tunggu sebentar..”
“dan.. Ini gulanya..”
“iyaahh makasih pak… Saya pulang dulu pak..”
“iya dan hati hati..”
“iyaahh makasih pak… Saya pulang dulu pak..”
“iya dan hati hati..”
Tak lama kemuadian
suara gemuruh yang sangat keras terdengar dari langit.. Awan putih pun seketika
berubah menjadi gelap.. Ketika mendengar suara itu aku terdiam sejenak dan
melihat ke arah langit.. Aku pun mulai terpaku kembali.. Dengan maha kuasanya
tuhan.. Seketika aku tersentak merasa sedikit kaget dan melihat gula di tangan
kanan ku..
“oohh iyaa.. Ibu kan menyuruh ku cepat..”
Aku pun berlari sekencang kencangnya.. Dengan cuaca yang sedikit mendung.. Seakan runtuhan hujan mengejarku..
“oohh iyaa.. Ibu kan menyuruh ku cepat..”
Aku pun berlari sekencang kencangnya.. Dengan cuaca yang sedikit mendung.. Seakan runtuhan hujan mengejarku..
Setelah sampai ke
rumah..
“assallamualaikum bu..”
“wa.. Wa.. Wa…” tak sempat menjawab
“bu bu ini gulanya..” dengan wajah yang tergesa - gesa
“walaikumsalam” sedikit kaget
“assallamualaikum bu..”
“wa.. Wa.. Wa…” tak sempat menjawab
“bu bu ini gulanya..” dengan wajah yang tergesa - gesa
“walaikumsalam” sedikit kaget
Aku pun lari ke depan
teras rumahku dan melihat air yang turun dari langit yang begitu teratur.. Aku
tersipu kagum dengan semua itu.. Sungguh indah.. Hujan pun seketika berhenti
dengan cepat.. Aku pun turun ke luar rumah sambil menatap sekitarku yang telah
basah oleh siram hujan.. Cahaya matahari pun keluar dengan malu-malu dan
melihat warna-warna yang tersusun rapi di langit.. “itu pelangi” aku pun
semakin terpukau.. “ya tuhan apakah ini yang disebut dengan keindahan langit..
Betapa besar kekuasaanmu tuhan.. Aku bersyukur bisa dilahirkan seperti ini yang
masih bisa menjadi saksi kebesaran mu tuhan.. Terima kasih atas keindahan
langitmu hari ini..”
Cerpen Karangan:
Salim Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar